Sepak Terjang si Ratu KKN (Rini Sumarno)
By Relawan B5Nama Rini Soemarno, Menteri BUMN Kabinet Kerja kembali mencuat lantaran dianggap menghina atasannya Presiden Jokowi sehubungan dengan issue reshuffle yang memanas di tubuh Kabinet Kerja. Dalam transkrip rekaman yang bocor ke publik, Rini mengatakan "Kalau memang saya harus dicopot ya silakan. Yang penting presiden bisa tunjukan apa kesalahan saya dan jelaskan bahwa atas kesalahan itu saya pantas dicopot. Belum tentu juga presiden ngerti apa tugas saya. Wong presiden juga enggak ngerti apa-apa."
Logikanya apabila seorang Rini yang hanya seorang menteri dapat mengatakan itu tentang Jokowi yang seorang presiden, Rini memiliki bargaining power yang besar dalam roda pemerintahan. Kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, membuat dia sering dikaitkan dengan partai berlambang kepala banteng itu. Namun, mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo membantah bahwa Rini adalah anggota atau kader partai. Menurut Tjahjo, Rini sudah dekat jauh sebelum menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian era Megawati Soekarnoputri.
Rini pun membenarkan perihal kedekatannya dengan Megawati. Rini menceritakan sejarah kedekatan ayahnya dengan Presiden Soekarno, ayah Megawati. Dia mengatakan kakak tertuanya seumuran dan bersahabat dengan Guntur Soekarnoputera (kakak Megawati). Kakak perempuannya satu sekolah dengan Sukmawati Soekarnoputri (adik Megawati). Namun secara pribadi, Rini mengaku tak banyak berinteraksi dengan mereka karena umur jauh berbeda. Setelah menjadi menteri, Rini baru intens berinteraksi dengan Megawati. Kedekatannya dengan Megawati inilah membuat dia terpilih menjadi Kepala Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK.
Momen menjadi Kepala Tim Transisi digunakannya dengan baik untuk kembali masuk ke dalam kabinet sebagai menteri BUMN. Kementerian yang sangat vital yang memegang semua lumbung pendapatan negeri ini. Jabatan yang strategis inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan misi-misi pribadinya. Dengan alasan menyediakan pemimpin-pemimpin BUMN yang baik dan berkualitas. Rini meyakinkan Jokowi dengan melakukan assesment calon pemimpin-pemimpin BUMN tersebut melalui PT Daya Dimensi Indonesia (DDI), yang merupakan perusahaan milik saudaranya, Ongky Soemarno.
Dalam Seleksi calon direksi PT Pertamina yang dilakukan oleh PT Daya Dimensi Indonesia (PT DDI) beberapa bulan lalu menuai protes. Ketua Komisi VI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengatakan langkah Menteri BUMN Rini Soemarno menunjuk PT DDI sebagai pihak eksternal telah melanggar Keputusan Presiden (Keppres). Pasalnya Keppres yang mengatur tentang penunjukan dan seleksi direksi sejumlah BUMN yang dikeluarkan presiden sebelumnya, yaitu SBY, hingga kini masih berlaku. Hal itu mengingat belum adanya Keppres baru yang diterbitkan Presiden Joko Widodo.
"Dulu presiden melakukan sendiri (seleksi calon). Tidak bisa seorang menteri BUMN. Karena keppres itu baru bisa berubah ketika adanya keppres yang baru. Sehingga tidak bisa seorang menteri melakukan kriteria sendiri untuk memilih Dirut," kata Hafisz. Menurut Hafisz, bila nanti Jokowi telah mengeluarkan Keppres yang baru, dimana Jokowi memberikan kewenangan kepada Menteri BUMN menentukan jajaran direksi, barulah Rini boleh melakukan proses seleksi.
"Tapi Keppres (Jokowi) itu belum ada, tapi Rini Soemarno sudah jalan. Jadi Rini melanggar Keppres," sebutnya.
Anggota Komisi VI DPR lainnya yaitu Refrizal menambahkan, seharusnya proses seleksi dilakukan oleh konsultan assessment yang dibentuk khusus. Seperti melibatkan orang-orang dari perguruan tinggi yang kompeten. Hal itu menurut Refrizal sangat penting agar hasil assessment sesuai dengan keinginan publik. Sementara kini hasil assessment yang dilakukan PT DDI diragukan independensinya menyusul calon-calon yang lolos dari seleksi PT DDI seluruhnya dari eksternal dan erat hubungannya dengan jaringan Soemarno. Tetapi sayang Jokowi terlalu percaya dengan Rini, Jokowi dibohongi….Jokowi buta…
Jelas pernyataan-pernyataan di atas membuka tabir KKN yang dilakukan oleh Rini dan kroni-kroninya. PT DDI menjadi kendaraan bagi Rini untuk memilih orang-orang tertentu (yang merupakan orang-orangnya sendiri) untuk menjadi pemimpin BUMN dibawahnya demi melakukan misi-misi yang diperintahkannya dan dipastikan menerima setoran upeti dari orang-orang yang telah menerima jasanya tersebut.
Spekulasi dibelakang misi-misi Rini ini adalah untuk menyelamatkan dirinya sendiri karena kegagalannya dalam mengelola produsen Motor Kanzen. Kanzen adalah merek sepeda motor asli dari Indonesia. Merek ini diproduksi oleh PT.Semesta Citra Motorindo yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Rini Soemarno ini. Pada tahun 2010, pabrik motor ini bangkrut dan membawa hutang besar bagi Rini yang mencapai hampir 800 milyar rupiah. Rini punya hubungan dekat dengan Cina, isu heboh saat ini dia mengadakan perjanjian dengan Cina untuk beri hutang Indonesia senilai sekitar 500 Trilyun. Bantuan modal Cina jadi senjata Rini membujuk Jokowi yang lagi tergila-gila pembangunan infrastruktur
Perbuatannya ini juga diendus oleh politikus-politikus, Rini menjadi sorotan terkena reshuffle karena dianggap kebijakan-kebijakannya tidak sejalan dengan “NawaCita”. “Menteri BUMN punya misi sendiri di luar misi pemerintahan”, ujar Masinton Pasaribu, politikus PDI Perjuangan. Masinton menganggap Rini membagi jabatan dan komisaris dan direktur utama hanya untuk orang dekatnya. Bagaimanapun ikan busuk yang ditutup rapat-rapat, baunya akan dicium juga.
Namun issue reshuffle tidak membuat Rini gentar, dengan “pedenya” dia membawa calon pengganti dirinya yang notabene adalah kroninya sendiri Direktur Utama PT Indosat, Alexander Rusli kepada sang presiden. Pada tahun 2013 Kejaksaan Agung memanggil Alexander Rusli terkait dengan kasus dugaan korupsi penggunaan jaringan frekuensi radio 2,1 Gigahertz atau 3G yang mendera perusahaan seluler itu. Sekali lagi mari kita melihat apakah Presiden Jokowi dibodohi dan dibohongi kembali, dengan memasukkan orang yang memiliki rekam buruk korupsi ke Kabinet Kerja yang belum terbukti janji-janji dan kinerjanya kepada rakyat.
Ambisi Rini memperkuat jejaring Gurita kekuasaan dan bisnis kroninya tidak berhenti. Isu pergantian cabinet dimanfatkannya dengan mengincar kursi Menkopolhukam. Dia menjagokan kekasihnya Endriartono Sutarto menjadi Menkopulhukam, Rini tak mengusulkan langsung ke Jokowi namun lewat jejaringnya Ery Riana dan Kunturo Mangkusubroto. Ery dan Kuntoro adalah pemain politik kawakan yang berkiprah dari bisnis Migas, konsultan keuangan hingga kuasai KPK. Sebut saja Sudirman Said (Menteri ESDM), Anis Baswedan (Mendikbud), Amin Sunaryadi (Ketua SKK Migas), Dwi Sucipto (Dirut Pertamina), Silmi Karim (Dirut Pindad) adalah jejaring Ery dan Kuntoro. Selain Menkopulhukam, untuk melindungi kekuasaan dan bisnisnya Rini bermanuveur dengan mengendalikan Pansel KPK. Dia berhasil menempatkan anak buahnya Destry Damayanti sebagai ketua Pansel KPK.
Bagaimanapun juga Ratu KKN ini memiliki beribu akal muslihat untuk tetap menjaga posisi yang aman baginya dan kroni-kroninya. Dan Jokowi akan terus dimanfaatkan, sampai dimakan sendiri oleh macan-macan yang mengelilinginya. Telenovela yang menyedihkan. (DBC)